Saturday, 12 September 2015

Jatuh cinta itu racun.

Jatuh cinta adalah racun.
Dimulai saat kamu melihatnya dari kejauhan.
Racun itu mulai merasuki dirimu.
Kamu mulai penasaran tentangnya.
Memikirkan segala cara tuk bisa mengenalnya. 
Mencari tau hingga di setiap sosial media.
Sekedar ingin tahu siapa namanya, berapa ukuran baju, hingga ukuran sepatunya.

Jatuh cinta adalah racun.
Saat kamu sudah kenal baik dengannya.
Racun itu mulai menyebar ke seluruh tubuhmu.
Dan perlahan menuju hati dan pikiranmu.
Hatimu mulai berdetak tak tentu saat dekat dengannya.
Pikiranmu mulai kacau saat kau jauh darinya.
Mereka sebut kamu gila.
Memang, itulah efek samping racun bernama cinta.

Jatuh cinta adalah racun.
Tak lama setelah itu, kamu mulai dekat dengannya.
Racun itu kemudian semakin ganas.
Ia menyita waktumu.
Membuatmu selalu memikirkannya.
Tapi kamu sadar kamu bukan siapa-siapa baginya.
Racun itu membuat hatimu mulai bertanya-tanya.
"Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkanmu?"
Dan akhirnya kamu berubah menjadi obsesi.
Untuknya, kamu berusaha selalu ada, selalu sedia.

Jatuh cinta adalah racun.
Kini ia milikmu.
Dan racun itu mulai membunuhmu.
Kamu membuang segala hal deminya.
Keluarga, teman, waktu, bahkan agama.
Yang ada di pikiranmu sekarang hanya
"Dia sedang apa?" Atau "kenapa belum ada kabar darinya?"
Temannya adalah ancaman dimatamu.
Bukan bermaksud mengekang.
Hanya takut, teman itu juga akan dapat perasaan lebih.
Sama sepertimu dulu.

Jatuh cinta adalah racun.
Tak terasa, kalian telah lama bersama.
Badai, gempa, kalian lalui berdua.
Dari cobaan biasa seperti "bosan", hingga berujung masalah besar seperti "perselingkuhan".
Tapi kalian tetap bersama.
Entah karena cinta.
Atau merasa rugi membuang hubungan yang begitu lama.

Jatuh cinta adalah racun.
Kini kalian telah lelah.
Selalu menjadikan hal kecil jadi masalah.
Bukan karena tak lagi mencintai.
Hanya seperti ego telah hadir di tengah kalian berdua.
Cinta jadi alasan, bagi perkelahian, masalah, cemburu. 
Cinta jadi alasan, mengekangnya dari pergaulan.
Cinta jadi alasan, menyita setiap waktunya hanya untukmu.
Racun itu semakin gila.
Dan berubah jadi hal jahat.

Jatuh cinta adalah racun.
Mungkin inilah saatnya.
Prinsip kalian sudah terlalu berbeda.
Maka perpisahan, adalah satu-satunya jalan. 

Dan, kalian berpisah.
Melupakan cinta yang dulu kalian bangga-banggakan.
Melupakan segala perjuangan yang telah kalian lakukan.

Jatuh cinta adalah racun.
Awalnya kamu bahagia.
Terbebas dari ikatan dan kekangan.
Kini kamu bebas.
Tapi tanpa kamu sadari, racun itu malah makin merusak hidupmu.
Kamu mulai merasa hampa.
Kamu mulai merindukannya.
Kamu bahkan mulai gila.
Lebih gila dari sebelum kamu mengenalnya.
Jatuh cinta adalah racun.
Waktu berlalu.
Kamu mulai jatuh cinta lagi.
Dan melupakan luka dari racun lama yang kamu dapat darinya.
Tapi,
Bukan.
Jatuh cinta lagi bukanlah obat penawar racun itu.
Kau hanya meracuni dirimu lagi.
Sehingga perih dari racun lamamu tertutup dengan racun baru itu.
Ya, karena jatuh cinta, adalah racun.

Bagikan

Jangan lewatkan

Jatuh cinta itu racun.
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

5 comments

Tulis comments
avatar
13 September 2015 at 06:14

Yah, jatuh cinta adalah racun. Efeknya kadang menginfeksi akal sehat yang tertanam dalam ubun-ubun.

Reply
avatar
13 September 2015 at 08:09

Jatuh cinta adalah racun! Racun yang sekaligus menjadi candu, karena meskipun kita telah teracuni kita tak pernah jera untuk mereguknya lagi.. #tsahhhsokpuitis #sekaliancurhat

Reply
avatar
13 September 2015 at 08:29

Hmm menarik juga nih sudut pandangnya. :)

Reply
avatar
19 September 2015 at 06:57

gue gak tau kenapa, lu kek ngeretas otak gue, ngeretas hati sama perasaan gue.
nuk, gue lagi gini banget, terlepas dari penggunaan kata yang mubazir, gue sangat suka tulisan lo yang ini. bener, sekarang gue lg ngalamin hal yang sama. lu dukun, yak?!

Reply

Jangan lupa ngomen ya, tapi ngomennya jangan di lampu merah, entar di Razia SatPol PP. Ciao!