Sunday 30 March 2014

Surat untuk mantan.

Teruntuk hati yang tak dapat lagi kusentuh. Masihkah ada tempatku untuk kembali berlabuh?


Kepadamu, masa laluku.
Tak kusangka saat ini datang juga. Saat dimana aku harus melepaskan surat ini dari sangkar gelapnya, menuju dekap hangat dingin sikapmu yang selalu kuingat. Iya, yang akan selalu kuingat.

Sudah lama aku tidak mendengar kabarmu. Yah, tanpa kutanyakan pun, bisa kutebak, pastilah kamu akan mengatakan kamu baik-baik saja. Walau kali ini hanya sebatas basa-basi, bukan untuk membuatku tidak khawatir akan keadaanmu, seperti dahulu.
Yah, Semoga kamu memang baik-baik saja disana. 

Kabarku? Kalau untuk basa-basi, tentunya aku juga akan mengatakan baik. Walau sebenarnya..... entahlah, lupakan, lagipula ini surat, bukan curhat.

Oh, iya. Maaf kalau aku mengganggu. Aku tidak bermaksud mengusik hidup bahagiamu. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu kepadamu, sesuatu yang mungkin jadi hal terakhir yang kamu dengar dariku. 

Kepadamu, masa laluku.
Aku hanya ingin menyampaikan, 
Terima kasih, dan maaf.

Semenjak kepergianmu, aku mengerti. Benar kata pepatah. "Di balik suatu kehilangan, kita akan mendapat sesuatu yang lebih besar". Dan dalam kasus ini, aku kehilanganmu, dan mendapat sesuatu yang lebih berharga, pelajaran.

Semenjak kepergianmu, aku sadar. Terkadang, untuk menjaga sesuatu, kita tidak perlu mengikatnya. Hanya perlu mengawasinya, membiarkan ia tumbuh, membiarkan ia berkembang.
Maaf, karna selama ini telah mengekangmu dengan tali yang bernama "takut kehilangan".

Semenjak kepergianmu, aku sadar.  Cinta yang besar saja tidak cukup untuk membangun hubungan yang baik. Iya, aku lupa sesuatu yang sangat penting. Aku lupa melupakan sesuatu bernama "Ego". Maafkan aku, karna terlambat menyadari itu.

Kepadamu, masa laluku.
Ironis memang ketika aku mengatakan mungkin ini surat terakhir yang akan kamu terima. Tapi memang beginilah seharusnya.

Kita telah kembali pulang.
Perpisahan membiarkan kita kembali ke jalan masing-masing.
Maka, ketika aku telah kembali ke jalanku, dan begitu pula kamu. Izinkan aku menyimpan bagian hatimu di hatiku. 

Tapi kali ini, bukan tempat yang sama seperti saat kepergianmu dulu.
Kali ini aku ingin menyimpannya di tempat yang benar. 
Tempat bernama "kenangan".

Mungkin, saat surat ini tiba. Kamu sedang duduk bersama bagian dari masa depanmu. 
Aku ingin menitip pesan padanya. Tolong jaga senyum indahmu, jaga hati rapuhmu, jaga kamu.

Kuharap, hadirnya surat dari masa lalumu ini tidak menjadi penghancur hubunganmu dengan masa depanku, seperti kita dulu.
Kita memang sudah banyak berbeda.
Tapi masih seperti yang kukatakan saat kau pergi.
Aku masih disini, bersama janjiku.


Tertanda.

Masa lalumu.
-
-
-
Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara.
Baca selengkapnya

Thursday 20 March 2014

17 manis

17 manis

Hae~

Kali ini gue ngga bakal ngebahas apa-apa kok. Cuman pengen cerita ngawur. Jadi kalo ngga minat baca cerita hidup gue yang absurd. Mending baca aja deh~ #lah #tetepnyuruhbaca

21/03/97 - 21/03/14

Ngga kerasa, hari ini, udah 17 tahun gue lagir.
Ngga kerasa, hari ini, udah 17 tahun juga gue hidup.
Dan ngga kerasa, hari ini, 17 tahun juga gue ganteng.......... #halah #lupakan

Yap, kalo kata orang-orang sih, hari ini gue sweet seventeen.
Iya, sweet itu manis. Seventeen itu tujuh belas. Artinya, sweet seventeen itu tujuh belas yang manis. Uyee  \(´▽`)/ #matiajelu

Oke, lupakan.

17 tahun.
Untuk ukuran manusia, bisa dibilang, gue sekarang mulai masuk fase dewasa.
Sebagai anak normal yang bahagia, sejahtera, dan makmur.  
Fase ini juga fase yang gue tunggu-tunggu sejak dulu.

Yap. Dewasa.
Fase dimana kita udah mulai bisa milih jalan hidup sendiri.
Fase dimana kita udah bisa ngebedain yang mana yang benar dan yang mana yang salah.
Dan, fase dimana kita udah dibolehin nonton film dewasa.
(Contoh: Film Doraemon yang Nobita-nya udah tua. Okesip)

Yah. Tapi itulah mimpi. Kadang ada aja penghalang yang ngalangin kita ngegapainya. Dan dalam kasus gue.
Iya, gue ini childish :|

Tapi childish disini bukannya childish di pemikiran sih. Lebih ke arah kelakuan. Yah, kalian taulah, di blog aja gue absurd. Gimana di kehidupan nyata? :|

Bentar, kenapa postingan gue ngawur sampe kesini? Auk ah. Yang penting ngepost :| #dibunuh #okeskip

Oiya. Ngomong-ngomong. Dua hari yang lalu. Gue kan lagi jalan-jalan di shitlicious.com. Dan ngga sengaja nemu artikel ini.
Abis baca itu gue mikir, nanti gue jadi apa ya?
Jujur, walau udah 17 tahun. Gue juga bingung cita-cita gue apa.

Nah, dari situ terbersitlah buat ngebahas itu di blog.
Terus tiba-tiba aja gitu gue kepikiran. 'Oh iya! Blog! Penulis!'

Nah, karna di postingan alitt tadi kita ditantang buat nulis cita-cita kita se-detail mungkin. Jadi disini gue bakal nulis janji (bukan cuman mimpi bro! Janji!) Yang harus (Dan semoga) bisa gue wujudin suatu saat nanti.

Kira-kira beginilah gambaran mimpi gue:

"Tepat hari ini 15 tahun kedepan. Gue sedang duduk nyantai di halaman belakang rumah, nulis buat buku ketiga gue yang mungkin tentang perjalanan gue ke jepang atau tentang pekerjaan dosen gue.
Gue duduk sama istri (gue yang cantik luar-dalam #hasek), yang saat itu lagi nemenin anak-anak (pengennya sih kembar cewe-cowo) main. Kita hidup bahagia. Selamanya. Uyee." #okekalimatterakhirnggausahdihirauin

Mungkin mimpi gue agak kelewatan tingginya.
Tapi, namanya juga mimpi ya mesti tinggi. Kalo ngga tinggi itu namanya bukan mimpi, tapi cebol. Yo'i.

Yah. Sekian dulu deh postingan ngga jelas gue kali ini.

Kalo kalian pengen ngucapin selamat ulang tahun. Do'anya gue yang minta boleh?
Semoga gue dapet paket unlimited seumur hidup sama memori tak terbatas, biar bisa ngelengkapin koleksi anime. Udah itu aja kok doanya. Oiya, sama semoga mimpi gue tercapai. Makasih ya. Amiin.

Sampai ketemu lagi~

Baca selengkapnya