Saturday, 24 September 2016

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan. Masalah?

Nuka, Nuka, Nuka yang kurasakan.
Bertubi-tubi, tubi yang kau berikan.
Cintaku bertepuk sebelah tangan.
Tapi aku balas senyum keindahan.
Gue berani jamin, 90% orang yang baca lirik di atas bakalan ikut nyanyi.
10% sisanya? Nangis.

Yoi, lirik lagu yang jadi salah satu lagu tergaul di zaman gue SD tersebut, mengambarkan betapa menyedihkan, menyakitkan, dan sengsaranya seseorang jika cintanya cuman bertepuk sebelah tangan. Seakan dengan mencintai sebelah pihak, kita bakal ngerasain yang namanya luka, luka, dan luka. Sebab meskipun di setiap malam kita tak sedetikpun tak ingat dia. Tapi dirinya masih begitu acuhkan, dan tak mau tahu. #malahnyanyi

 Tapi, ngomong-mngomong masalah jatuh cinta sepihak, apa bener kalo mencintai sebelah pihak emang sesakit itu?

Gue adalah tipe orang yang lebih betah menjomblo daripada punya pacar. Gue selalu lebih menikmati hal-hal indah yang hanya dimiliki jomblo dibanding menikmati hal-hal indah yang dimiliki orang pacaran.
Contohnya, 'pergi ke suatu tempat'.
Meskipun dengan punya pacar, kita bisa ngerasa asik karna"ada yang nemenin dan diajak ngobrol", tapi gue tetep lebih menikmati sisi enak jomblo yang "bisa pergi sendiri, tanpa harus laporan, dan ngga ribet untuk menyatukan isi kepala dan kondisi dua orang(misalnya nentuin tujuan, dll)".

Nah, dari kebiasaan menikmati kejombloan inilah, gue juga mulai terbiasa untuk menyimpan perasaan gue cukup untuk diri gue sendiri. Gue menjadi terbiasa untuk hanya menikmati 'memandangi' orang yang gue suka dari kejauhan. Gue mulai terlatih ngescroll setiap aktifitasnya di media sosial tanpa ketahuan. Dan gue juga mulai terbiasa memberikan pertolongan-pertolongan kecil tanpa minta imbalan. Atau dengan kata lain, gue terbiasa merasakan cinta bertepuk sebelah tangan.

So, kalo kalian nanya, apa bener mencintai sebelah pihak sesakit lirik lagu d'Bagindas tersebut? Jawaban gue, ngga.

Emang sih, ketika kita menyimpan perasaan, kita hanya akan merasakan perasaan tersebut sendirian. Kita bakal ngerasa sakit karena sadar bahwa mungkin orang yang kita sukai, suka sama orang lain.

Tapi dibalik itu semua, dengan kita hanya menyimpan perasaan kita, kita bakal mendapat banyak keuntungan seperti; Yang pertama, kita bisa menghindari resiko dia bakal ngejauh ketika kita mengungkapkan perasaan; yang kedua, seandainya pun diterima, kita bisa menghindari resiko dia bakal ngejauh waktu putus; dan yang ketiga, ngga pacaran, ngga dosa.

 Alasan gue terdengar pengecut? Mungkin.

Mungkin kalian nganggep alesan gue tersebut hanyalah alibi yang gue pake untuk menutupi sifat pengecut gue. Itu cuman alasan, karena gue takut ngungkapin dan ditolak.
Karna emang bener, antara berpikiran jauh dengan pengecut bedanya tipis. Sangat tipis sampai hampir ngga ada bedanya.

Tapi, setipis-tipisnya perbedaan ya tetap ada bedanya.
Orang yang pengecut, setidaknya memiliki hasrat untuk mengungkapkan perasaannya, dan karna itu juga dia cenderung akan lebih mudah terserang galau karna hal kecil sekalipun, misalnya si doi ngga ngebales chat, atau doi jalan sama cowo lain. Sedangkan orang yang berprinsip buat jomblo, dia akan tetap tenang dan santai, karna dia percaya jodoh pasti sudah ada aturannya..

Orang yang mencintai sepihak juga menjadi lebih penyabar, dan juga ikhlas dalam segala hal. Penyabar dalam artian, dia tetep setia menunggu, dan ngga akan membuang waktunya untuk hal kaya pacaran. Dan ikhlas dalam artian, dia rela berkorban, dan juga tulus dalam memberikan perasaan dan juga pengorbanan.

So, mekipun mencintai dalam diam, selama kita bisa sabar dan juga tulus, gue yakin jadi jomblo ngga akan semenyedihkan apa yang kalian pikirkan selama ini.




Ngomong-ngomong tentang hubungan orang yang mencintai sebelah pihak, gue jadi inget sama salah satu blogger Banjarmasin yang juga Author di Websitenya Pena Blogger Banua, badangsanak.com, Bang Beta Ahyani,
Beliau merupakan orang yang mencintai dengan sebelah pihak terkuat yang pernah gue temui.

 Kenapa gue bisa bilang kaya gitu?

Yoi, soalnya beliau adalah orang yang begitu mencintai satu hal dengan amat sangat, dan rela mengorbankan waktu, uang, serta tenaga pada hal tersebut tanpa pernah mengharapkan pengorbanan setimpal.
Iya, soalnya yang begitu beliau cintai, adalah gundam.

Dan ya, meskipun kisah cinta sepihak beliau bukan antar sesama manusia, tetapi antar manusia dengan gundam, ketulusan mencintai dan pengorbanan beliau lah yang juga jadi salah satu inspirasi gue dalam menjalankan prinsip mencintai ikhlas sepihak, dan jadi #JombloSampaiHalal

By the way, seluruh isi postingan ini hanyalah apa yang gue rasakan, dan juga murni pendapat gue. Gue ngga nganggep pandangan gue ini paling benar, dan pandangan orang kebanyakan salah. Disini gue cuman mau memberikan gambaran bahwa, menjadi jomblo ngga sepahit dan semenyakitkan seperti yang orang-orang bilang. Tapi juga bisa menyenangkan, selama kita memiliki kepecayaan dan prinsip yang kuat, serta hati yang sabar dan juga ikhlas.


So, Salam Jomblo!



(Jangan tanya kenapa gue mendadak bijak di postingan ini)
Baca selengkapnya

Tuesday, 20 September 2016

Aku tau kamu tau.

Aku tau, kamu berharap dipertemukan dengan lelaki yang bisa terus berada di sisimu.
Yang setia memberi tatapan kebahagiaan, setiap kali kamu melakukan sesuatu yang membanggakan

Aku tau, kamu berharap bisa bersama dia yang selalu ada.
Yang membuatmu tetap berdiri tegar dengan sandaran bahunya, setiap kali kamu merasa keberadaanmu tidak berguna.

Aku juga tau, kamu berharap bisa bersama dia yang kuat.
Yang bisa membantumu mengangkat beban berat, dan meringankan setiap langkah kaki yang kamu buat.


Tapi, satu hal yang aku juga sangat tau.
Dari semua keinginanmu, aku hanya sebagian kecil mimpi yang takkan pernah mungkin jadi kenyataanmu.

Bagaimana bisa aku menjadi sang pangeran, jika bahkan untuk menatapmu pun aku merasa tidak memiliki kekuatan?

Bagaimana bisa aku menjadi sang pelindung, jika hanya untuk memanggil namamu aku selalu urung?

Aku hanya serangga kecil yang mengintip keindahanmu disela-sela kerumunan manusia, tanpa pernah berani singgah dan memilikinya.

Aku hanyalah seorang pemimpi gila.
Yang selalu berharap bisa menyapu setiap kesedihan yang mengalir dari mata indahmu yang penuh luka.

Aku hanyalah seorang pengecut, yang cuma bisa mendukungmu dari kejauhan, dan berharap kamu bisa tegar hanya dengan sebuah doa yang selalu kupanjatkan.

Karena, aku tau kamu tau, kita hanya ditakdirkan untuk menemukan, bukan untuk mendapatkan.

Baca selengkapnya